Are you over 18 and want to see adult content?
More Annotations
A complete backup of https://tasteofsouthern.com
Are you over 18 and want to see adult content?
A complete backup of https://podfeet.com
Are you over 18 and want to see adult content?
A complete backup of https://mlbjerseys.com.co
Are you over 18 and want to see adult content?
A complete backup of https://atecyr.org
Are you over 18 and want to see adult content?
A complete backup of https://qordoba.com
Are you over 18 and want to see adult content?
A complete backup of https://globalcrewing.eu
Are you over 18 and want to see adult content?
A complete backup of https://izotope.com
Are you over 18 and want to see adult content?
A complete backup of https://glenbow.org
Are you over 18 and want to see adult content?
A complete backup of https://fnai.org
Are you over 18 and want to see adult content?
A complete backup of https://businessinnovationmag.co.uk
Are you over 18 and want to see adult content?
A complete backup of https://milisourceapp.com
Are you over 18 and want to see adult content?
A complete backup of https://vinci-energies.com
Are you over 18 and want to see adult content?
Favourite Annotations
A complete backup of https://sdfilmfest.com
Are you over 18 and want to see adult content?
A complete backup of https://monsterevents.nl
Are you over 18 and want to see adult content?
A complete backup of https://rpmweb.ca
Are you over 18 and want to see adult content?
A complete backup of https://latribuna.cl
Are you over 18 and want to see adult content?
A complete backup of https://michtoy.com
Are you over 18 and want to see adult content?
A complete backup of https://copiny.com
Are you over 18 and want to see adult content?
A complete backup of https://studiorag.com
Are you over 18 and want to see adult content?
A complete backup of https://jmtour.com
Are you over 18 and want to see adult content?
A complete backup of https://ubykotex.com
Are you over 18 and want to see adult content?
A complete backup of https://fejar.org
Are you over 18 and want to see adult content?
A complete backup of https://bachelorsingermany.com
Are you over 18 and want to see adult content?
Text
Skip to content
BERBAGI ILMU TERKAIT DENGAN ILMU HUTANIlmu Hutan
* Home
* Hasil Hutan
* Manajemen Hutan
* Lingkungan
* SVLK
* More
* Back
* Taman Nasional
* Hewan & Tumbuhan
24 LVLK SIAP MENERBITKAN DOKUMEN V-LEGAL 2019 _24 LVLK siap menerbitkan dokumen V-legal 2019_ – Sudah delapan tahun lebih indonesia telah menerapkan system verifikasi legalitas kayu sesuai dengan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.30/MenLHK/Setjen/PHPL.3/3/2016 tentang Penilaian Kinerja Pengelolaan Hutan Produksi Lestari dan Verifikasi Legalitas Kayu pada Pemegang Izin, Hak Pengelolaan, atau pada Hutan Hak. Sebagai perusahaan eksportir produk kehutanan, syarat utama supaya bisa melakukan ekspor produk kehutanan harus dilengkapi dengan dokumen V-legal sesuai dengan: * Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 84/M-DAG/PER/12/16 tentang Ketentuan Ekspor Produk Industri Kehutanan * Peraturan Menteri Perdagangan No 12/MD-DAG/PER/2/2017 tentang Perubahan Peraturan Menteri Perdagangan No 84/M-DAG/PER/12/2016 tentang Ketentuan Ekspor Produk Industri Kehutanan * Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor 38/M-DAG/PER/6/2017 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 84/M-DAG/PER/ 12/2016 tentang Ketentuan Ekspor Produk Industri Kehutanan Tabel dibawah ini merupakan daftar 24 LVLK siap menerbitkan dokumenV-legal 2019.
NO
NAMA
ALAMAT KANTOR PUSAT
NO. LVLK
STATUS
1
PT. BRIK QUALITY SERVICES GEDUNG MANGGALA WANABAKTI BLOK IV LANTAI 8-WING C JL. GATOT SUBROTO, SENAYAN, DKI JAKARTA 10270LVLK-001-IDN
Aktif
2
PT. SUCOFINDO INTERNATIONAL CERTIFICATION SERVICES GRAHA SUCOFINDO LANTAI B1, JL. RAYA PASAR MINGGU KAV. 34 JAKARTASELATAN 12780
LVLK-002-IDN
Aktif
3
PT. MUTUAGUNG LESTARI JL. RAYA BOGOR KM 33.5 NO. 19 CIMANGGIS, DEPOK 16953 JAWA BARATLVLK-003-IDN
Aktif
4
PT. MUTU HIJAU INDONESIA MANGGALA WANABAKTI BLDG, BLOK IV, 9TH FLOOR, ROOM 930 AC, JALAN JENDERAL GATOT SUBROTO, SENAYAN, DKI JAKARTA 10270LVLK-004-IDN
Aktif
5
PT. TUV RHEINLAND INDONESIA MENARA KARYA 10TH FLOOR JL. H.R. RASUNA SAID BLOCK X-5 KAV. 1-2 DKIJAKARTA 12950
LVLK-005-IDN
Aktif
6
PT. EQUALITY INDONESIA JL. SUKARAJA NOMOR 72 DESA SUKARAJA KECAMATAN SUKARAJA KABUPATEN BOGOR PROVINSI JAWA BARAT 16710LVLK-006-IDN
Aktif
7
PT. SARBI INTERNATIONAL CERTIFICATION JL. TAMAN PAGELARAN NO. 2 LT. 2 CIOMAS, BOGORLVLK-007-IDN
Aktif
8
PT. SGS INDONESIA
CILANDAK COMMERCIAL ESTATE #108C JL. RAYA CILANDAK KKO DKI JAKARTA12560 INDONESIA
LVLK-008-IDN
Aktif
9
PT. TRANSTRA PERMADA KAMPUS INSTIPER, JL. PETUNG NO.2 PAPRINGAN, CATURTUNGGAL, DEPOK,SLEMAN DIY
LVLK-009-IDN
Aktif
10
PT. TRUSTINDO PRIMA KARYA GEDUNG DIKLAT APHI KALIMANTAN TIMUR LT. 1 JL. KESUMA BANGSA NO. 80SAMARINDA 75121
LVLK-010-IDN
Aktif
11
PT. AYAMARU SERTIFIKASI KOMPLEK RUKO BRAJA MUSTIKA B-11 LT. 1 JL. DR. SUMERU RT/RW 002/001, BOGOR BARAT – INDONESIALVLK-011-IDN
Aktif
12
PT. PCU INDONESIA
GEDUNG AD PREMIER UNIT 5-6 LANTAI 8, JL. TB. SIMATUPANG NO. 05 KEL. RAGUNAN, KEC. PASAR MINGGU JAKARTA SELATAN INDONESIALVLK-012-IDN
Aktif
13
PT. GLOBAL RESOURCE CERTIFICATION KOMPLEK BATAN INDAH BLOK G-28, SERPONG, TANGERANG, BANTEN 15313LVLK-013-IDN
Aktif
14
PT. SCIENTIFIC CERTIFICATION SYSTEM INDONESIA MAYAPADA TOWER LT. 11, JL. JENDERAL SUDIRMAN KAVLING 28, JAKARTASELATAN 12920
LVLK-014-IDN
Aktif
15
PT. LAMBODJA SERTIFIKASI JL. TERATAI VIII NO. 1, TAMAN YASMIN SEKTOR II, KOTA BOGOR, JAWABARAT
LVLK-015-IDN
Aktif
16
PT. INTISHAR SADIRA ESHAN GEDUNG MANGGALA WANABAKTI BLOK IV LT. 5 WING A JAKARTA 10270 TELEPON (021) 57902938LVLK-016-IDN
Aktif
17
PT. MANDIRI MUTU SERTIFIKASI JL. H. ACHMAD ADNAWIJAYA BLOK B1 NO. 10 BOGOR JAWA BARATLVLK-017-IDN
Aktif
18
PT. NUSA KELOLA LESTARI JL. KH. SOLEH ISKANDAR KM 4 TANAH SEREAL BOGOR JAWA BARAT 16166TELP. 0251 8068001
LVLK-018-IDN
Tidak Aktif
19
PT. INTI MULTIMA SERTIFIKASI JL. CIREMAI RAYA BLOK BC NO. 231 KAYURINGIN JAYA, KOTA BEKASI TELP021-8844934
LVLK-019-IDN
Aktif
20
PT. KREASI PRIMA SERTIFIKASI SARUA MAKMUR BLOK IV NO.7 SARUA- CIPUTAT TANGERANG SELATANLVLK-020-IDN
Aktif
21
PT. ALMASENTRA SERTIFIKASI ROYAL SPRING BUSINESS PARK-10 JL. RAGUNAN RAYA NO. 29 A, JATI PADANG, PASAR MINGGU, JAKARTA SELATAN 12540 TELP. (021)78838341-42FAX. (021) 78838339
LVLK-021-IDN
Aktif
22
PT. TRIFOS INTERNASIONAL SERTIFIKASI (TRIC) VILLA SETURAN INDAH KAVLING C-2, CATUR TUNGGAL, DEPOK, SLEMAN,YOGYAKARTA
LVLK-022-IDN
Aktif
23
PT. BORNEO WANAJAYA INDONESIA JL. ADONIS SAMAD NO. 101 RT. 04/RW. 08 KELURAHAN PANARUNG, KECAMATAN PAHANDUT, PALANGKARAYA, KALIMANTAN TENGAHLVLK-023-IDN
Aktif
24
PT. GARDA MUTU PRIMA BUKIT CIMANGGU CITY, BLOK R2A NO.4, KOTA BOGORLVLK-024-IDN
Aktif
25
PT INTEGRITAS PERSADA SERTIFIKASI KOMP. MULTIWAHANA JALAN ARJUNA II BLOK J4 NO.19, PALEMBANG, SUMATERA SELATAN 30163LVLK-025-IDN
Aktif
Berdasarkan data table di atas, terdapat satu (1) LVLK yang tidak aktif yaitu PT Nusa Kelola Lestari. Posted byHayyan Setiawan 27 February 201924 July2019
Posted
inSVLK Tags: lembaga sertifikasikayu , silk
dephut , SVLK
APA ITU ACACIA MANGIUM? _Acacia mangium_ disebut juga dengan nama mangium termasuk ke dalan jenis Legum. _A. mangium_ merupakan tanaman yang mudah tumbuh dengan pertumbuhan pohonnya yang cepat, tidak memerlukan banyak persyarat untuk tumbuh serta dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah dan lingkungan karena tanaman ini mempunyai kemampuan adaptasi dan toleransi yang tinggi. Kayu _A. mangium_ memiliki nilai ekonomi yang tinggi karena mempunyai kualitas kayu yang baik. Luas areal hutan tanaman mangium di Indonesia dilaporkan mencapai 67% dari total luas areal hutan tanaman mangium di dunia. Sekitar 80% dari areal hutan tanaman di Indonesia yang dikelola oleh perusahaan negara dan swasta terdiri dari mangium. Sekitar 1,3 juta ha hutan tanaman mangium telah dibangun di Indonesia untuk tujuan produksi kayu _pulp._ _A. mangium_ juga diusahakan oleh rakyat (petani) dalam skala kecil. Provinsi JawaTengah dan Jawa Timur merupakan provinsi dengan jumlah tanaman mangium rakyat tertinggi mencakup lebih dari 40% total jumlah tanaman _A. mangium_ yang diusahakan oleh rakyat di Indonesia. Taksonomi dari _A. mangium_ antara lain: sub famili Mimosoideae, famili Leguminosae, ordo Rosale dan spesies _Acacia mangium_. Pohon _A. mangium_ pada umumnya besar dan dapat mencapai ketinggian 30 m, dengan batang bebas cabang lurus yang dapat mencapai lebih dari setengah total tinggi pohon. Umur 9 tahun pohon _A. mangium_ dapat mencapai tinggi 23 meter dengan rata-rata kenaikan diameter 2-3 meter dengan hasil produksi 415 m3/ha atau rata-rata 46 m3/ha/tahun pada lahan yang baik. Pada lahan yang ditumbuhi alang-alang pohon _A. mangium_ umur 13 tahun dapat mencapai tinggi 25 meter dengan diameter rata-rata 27 cm serta hasil produksi rata-rata 20 m3/ha/tahun. Pohon yang masih muda umumnya berkulit mulus dan berwarna kehijauan, celah-celah pada kulit mulai terlihat pada umur 2-3 tahun (Gambar 1). Pohon yang tua biasanya berkulit kasar, keras, bercelah dekat pangkal, dan berwarna coklat sampai coklat tua (Gambar 2). Kayu _A. mangium_ termasuk ke dalam kelas kuat III-IV, berat 0,56-0,60 dengan nilai kalori rata-rata antara 4800-4900 k.cal/kg. Sumber: Krisnawati et al. 2011 Gambar 1 Kulit pohon _Acacia mangium_ muda Sumber: Krisnawati et al. 2011 Gambar 2 Kulit pohon _Acacia mangium_ tua Bunga _A. mangium_ tersusun atas banyak bunga kecil berwarna putih atau krem seperti paku (Gambar 3). Bunga _A. mangium_ menyerupai sikat botol pada saat mekar dengan aroma yang agak harum. Setelah pembuahan, bunga berkembang menjadi polong-polong hijau yang kemudian berubah menjadi buah masak berwarna coklat gelap (Gambar 4). Bijinya _A. mangium_ berwarna hitam mengilap dengan bentuk bervariasi dari longitudinal, elips dan oval sampai lonjong berukuran 3-5 mm × 2-3 mm. Biji melekat pada polong dengan tangkai yang berwarnaoranye-merah_._
Sumber: Krisnawati et al. 2011 _ _Gambar 3 Bentuk bunga _A. mangium _ Anakan _A. mangium_ yang baru berkecambah memiliki daun majemuk yang terdiri atas banyak anak daun (Gambar 5). Daun ini mirip dengan _Albizia_, _Paraseanthes falcataria_, _Leucaena_ sp., dan jenis lain dari sub famili Mimosoideae. Meskipun demikian, setelah beberapa minggu daun majemuk ini tidak lagi terbentuk melainkan tangkai daun dan sumbu utama setiap daun majemuk tumbuh melebar dan berubah menjadi _phyllode _yang dikenal dengan daun semu. _Phyllode _ini berbentuk sederhana dengan tulang daun paralel dan dapat mencapai panjang 25 cm dan lebar 10 cm (Gambar 6).Sumber:
Krisnawati et al. 2011 Gambar 4 Bunga _A. mangium_ yang sudah masak berwarna coklat gelapSumber: Kallio 2011
Gambar 5 Daun _A. mangium_ anakan (juvenil) Sumber: Krisnawati et al. 2011 Gambar 6 _Phyllode A. mangium_SUMBER:
Badan LITBANG Departemen Kehutanan. 1994. _Pedoman Teknis Penataan Penanaman Jenis-Jenis Kayu Komersial_. LITBANG Dephut. Food and Agriculture Organization. 2002. _Tropical forest plantation areas_ _1995 data set by D. Pandey_. Forest Plantations Working Paper 18. Forest Resources Development Service, Forest Resources Division. Italia: FAO. Hall N, Turnbull JW, Doran JC, Martenez PN. 1980. _Acacia mangium_. Dalam: Australian acacia series. CSIRO Forest Research Leaflet 9. Australia: Commonwealth Scientific and Industrial ResearchOrganisation.
Krisnawati H, Kallio M, Kanninen M. 2011. _Acacia mangium __Willd: Ekologi, Silvikultur dan Produktivitas._ Bogor: CIFOR. National Research Council. 1983. _Mangium and other fast-growing Acacias for the humid tropics_. Washington DC: National Academy Press. Turnbull JW. 1986. Australian acacias in developing countries. Prosiding International Workshop held at the Forestry Training Centre,Gympie,
Queensland, Australia, 4–7 August 1986. Prosiding ACIAR No. 16. Australian Centre for International Agricultural Research, Canberra,Australia.
Posted byHayyan Setiawan17 December 20162
October 2018 Posted
inJenis Pohon Tags: A. mangium , Acacia mangium , Bentuk bunga A. mangium, Bentuk bunga
Acacia mangium
, biji
, bunga
, Bunga Acacia mangium, daun
, Daun Acacia mangium anakan, Kulit pohon
Acacia mangium
, mangium
, nilai ekonomi Acacia mangium, Phyllode
Acacia mangium ,
pohon , taksonomi
, Taksonomi Acacia mangium KETERKAITAN ANTARA EROSI, SEDIMENTASI, BANJIR DENGAN HUTAN Sumber: http://global.liputan6.com Permasalahan erosi dan sedimentasi dalam suatu daerah aliran sungai biasanya berkaitan dengan masalah banjir. Keduanya saling berhubungan erat dan pengaruh keduanya dapat saling memberatkan serta berdampak negatif terhadap pengelolaan DAS (daerah aliran sungai). Salah satu akibat dari turunnya hujan lebat adalah terjadinya erosi. Selanjutnya, erosi tersebut akan menghasilkan sedimen yang akan mengalami sedimentasi pada dasar sungai, saluran air atau waduk. Sedimentasi akan menyebabkan pendangkalan yang selanjutnya akan menaikkan permukaan air ketika terjadi banjir. Sebaliknya, banjir dapat mengikis sungai dan dataran banjir, mengangkut sedimen, dan memindahkannya ke arah hilir sehingga menimbulkan kerugian. Material tanah memiliki ketahanan terhadap erosi sangat berbeda-beda. Demikian juga, kekuatan air hujan dan limpasan permukaan sangat berbeda-beda dalam mengerosi tanah. Kepekaan tanah terhadap erosi (_erodibilitas_) merupakan ciri-ciri dari bahan yang terkena erosi (seperti tanah atau bebatuan) yang berhubungan dengan kepekaannya terhadap kekuatan-kekuatan yang mampu mengerosi. Misalnya, pasir lebih besar erodibiltasnya dibandingkan dengan tanah liat. Daya mengerosi (erosivitas) merupakan ciri dari kekuatan-kekuatan yang mampu mengerosi, seperti air hujan dan limpasan permukaan. Bahaya erosi menggambarkan derajat potensi erosi di suatu daerah dan mencerminkan efek gabungan dari erosivitas dan erodibilitas. Terdapat empat faktor yang mempengaruhi bahaya erosi, yaitu: * Erosivitas air hujan, misalnya intensitas maksimum selama 30 menit * Erodibilitas tanah, misalnya sifat adesif dan kohesif materialtanah
* Keadaan penutup tanah selama setahun * Kemiringan dan panjang lereng Konservasi tanah dapat mengurangi erosi dan dapat dalam membangun kembali kesuburan tanah. Konservasi tanah terutama dapat mengurangi kerusakan tanaman pertanian yang diakibatkan oleh banjir dan dapat mengurangi jumlah muatan sedimen yang dibawa oleh sungai. Beberapa praktek konservasi tanah yang lazim dilakukan antara lain: _contour cultivication, strip cropping, contour terracing, grass waterways, basing listing, deep subsoiling_ dan kontrol vegetasi. Semua cara tersebut di atas tidak akan berhasil tanpa penanaman dan pemupukan untuk memelihara tanaman. Hutan, semak-semak, dan rumput-rumput sangat efektif dalam mengontrol aliran permukaan ataupun erosi. Penanaman pohon-pohon hutan lebih disukai karena dapat melindungi tanah terhadap penggebalaan panenan hasil-hasil pertanian yang terlalu sering. Para rimbawan dan ahli konservasi tanah ada yang berpendapat bahwa tanah-tanah yang tertutup hutan tidak akan menimbulkan banjir. Banjir yang berukuran kecil memang dapat terjadi, tetapi banjir yang besar hanya akan memiliki pengaruh yang relatif kecil. Hutan memegang peranan penting dalam meredusir volume aliran air dan besarnya debit sungai pada saat banjir. Terdapat tiga pengaruh hutan yang pentingsebagai berikut:
* HUTAN MENAHAN TANAH DI TEMPATNYA Akar-akar dan perdu berfungsi sebagai pengikat tanah pada tanah-tanah yang miring dan mencegah longsor sesudah terjadi hujan lebat ataukebakaran besar.
* TANAH HUTAN MENYIMPAN AIR TANAH LEBIH BANYAK Evapotranspirasi hutan cukup besar, terutama pada tipe-tipe tumbuhan penutup tanah, sehingga lapisan tanah di bawah tegakannya hutan sering kali mengandung air lebih sedikit. Apabila terjadi hujan yang lebat, maka bagian terbesar dari aliran permukaan akan ditahan dalam bentuk air tanah sehingga volume aliran air langsung mengalir di bawah tegakan hutan akan berkurang, akibatnya tinggi air banjir di hilir sungai akan jauh berkurang * HUTAN MENYEBABKAN TINGGINYA LAJU INFILTRASI Perakaran pohon dan vegetasi hutan lainnya akan ikut menjaga porositas tanah tetap tinggi, sehingga infiltrasi dan perkolasi air hujan dapatberlangsung baik.
SUMBER:
Arief A. 2001. Hutan dan Kehutanan. Yogyakarta: Penerbit Kanisius. Posted byHayyan Setiawan2 December 20162
October 2018
Posted
inManajemen Hutan
Tags: banjir
, daerah aliran sungai, DAS
, Erosi
, faktor yang mempengaruhi bahayaerosi
,
hubungan banjir dengan hutan, hubungan
erosi dengan hutan
, Hutan
, Hutan menahan tanah di tempatnya, Hutan
menyebabkan tingginya laju infiltrasi,
Konservasi tanah ,
manfaat hutan untuk mencegah banjir,
pengaruh hutan dalam mencegah banjir,
pengaruh hutan terhadap banjir,
Sedimentasi , Tanah hutan menyimpan air tanah lebih banyak FUNGSI HUTAN SEBAGAI PELINDUNG Suatu kawasan lindungi ditetapkan oleh negara karena berfungsi menjaga lingkungan hidup, terutama demi kepentingan manusia. Saat ini terdapat 425 juta lahan di sekitar 3.500 daerah di seluruh dunia yang mendapat perlindungan negara demi kelangsungan dan terhindarnya kepunahan makhluk hidup. Program manusia dan biosfer UNESCO bertujuan untuk mengurus jaringan global dari 252 cagar biosfer di 66 negara. Tempat-tempat tersebut telah dipilih sebagai perlindungan dari contoh mintakat atau zona ekologi bumi yang masih utuh dengan sebutan provinsi biogeografi dan untuk memadukan pengawetannya dengan kebutuhan ekonomi masyarakat setempat. Indonesia sendiri telah menjamin keberadaan, kemurnian, dan kekhasan setiap tipe ekosistem dan gejala alam lainnya dengan menetapkan beberapa kawasan konservasi yang jumlahnya 30,4 juta hektar (27% dari luas seluruh kawasan hutan yang ada). Sampai awal tahun 1999, telah ditunjuk atau ditetapkan sebanyak 389 lokasi kawasan konservasi dengan luas sekitar 22,3 juta hektar yang terdiri atas 17,8 juta hektar daratan dan 4,5 juta hektar kawasan perairan. Kawasan tersebut tersebar di seluruh provinsi yang saat ini pengelolaannya hanya bertujuan sebatas pengamanan dan penggunaan untuk tujuan non-konservasi. Namun, sesuai dengan asas pelestarian dan pemanfaatan yang lestari, perlakuan terhadap kawasan konservasi yang hanya demi pengamanan dinilai kurang bijaksana untuk memberikan manfaat secara optimal tanpa mengurangi fungsinya. Luas kawasan tersebut terdiri atas cagar alam, suaka margasatwa, taman wisata, taman baru, taman nasional dan taman laut. Khusus untuk kawasan konservasi telah ditetapkan beberapa kawasan antara lain: Taman Nasional Gunung Lauser, taman Nasional Ujung Kulon, Taman Nasional Bukit Barisan, Taman Nasional Kerinci Seblat, Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, Taman Nasional Balurah, Taman Nasional Bali, dan Taman Nasional Komodo. Hutan yang berfungsi sebagai pelindung (hutan lindung) merupakan kawasan yang keadaan alamnya diperuntukkan sebagai pengaturan tata air, pencegah banjir, pencegah erosi, dan pemeliharaan kesuburan tanah. Hutan konservasi yaitu merupakan kawasan hutan dengan ciri khas tertentu mempunyai fungsi perlindungan sistem penyangga kehidupan, pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa serta pemanfaatan secara lestari sumber daya alam hayati dan ekosistemnya. Pohon yang tajuk-tajuknya saling menangui akan mampu menahan jatuhnya titik air hujan pada permukaan tanah. Dengan bantuan tumbuhan lantai hutan, serasah dan humus memiliki peranan yang sangat penting bahkan lebih penting daripada tegakan pohon itu sendiri. Hal ini disebabkan karena tumbuhan bawah, serasah, dan humus sangat menentukan permeabilitas tanah dalam menyerap air yang jatuh dari tajuk pohon serta akan mencegah laju aliran air permukaan, sehingga terserap oleh tanah. Pembuktian bahwa pohon-pohon menyerap air seperti di Taiwan dengan menebang habis pada tahun pertama terjadi kenaikan air di musim kemarau sebesar 108% dan kenaikan hasil air tahunan sebanyak 650 mm pada tebang habis 100% di Selandia baru. Sedangkan penebangan sebesar 75% bahkan hanya 50% mampu meningkatkan air sebanyak 540 mm dan 200 mm. Berdasarkan keterangan tersebut dapat disimpulkan bahwa pengurangan luas hutan akan menambah aliran air dan juga sebaliknya. Hutan dapat mengurangi air karena penyerapan dan disimpan oleh vegetasi serta dikeluarkan sebagian dalam proses evapotranspirasi.SUMBER:
Arief A. 2001. Hutan dan Kehutanan. Yogyakarta: Penerbit Kanisius. Posted byHayyan Setiawan2 December 20162
October 2018
Posted
inKonservasi Sumberdaya HutanTags:
cagar alam , fungsi hutan, Hutan
, hutan berfungsi sebagai pelindung, Hutan
Lindung , hutan sebagaipelindung ,
kawasan hutan , kawasan konservasi , kawasan lindungi , manfaat hutan , pemanfaatan secara lestari sumber daya alam hayati dan ekosistemnya,
pemeliharaan kesuburan tanah, pencegah
banjir , pencegah erosi , pengaturan tata air, pengawetan
keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa,
perlindungan sistem penyangga kehidupan,
suaka margasatwa , tamanbaru , taman laut
, taman nasional
, taman wisata
MANFAAT GAHARU
Gaharu merupakan salah satu komoditi hasil hutan bukan kayu yang mempunyai nilai ekonomi tinggi, karena kayunya mengandung resin yang harum. Gaharu dihasilkan dari tanaman hutan yang mengalami pelapukan sebagai akibat infeksi jamur sehingga menghasilkan gubal yang mengandung dammar wangi (aromatik resin). Resin berbentuk gumpalan atau padatan berwarna coklat muda sampai coklat kehitaman yang terbentuk pada lapisan dalam dari jenis kayu tertentu sebagai reaksi dari infeksi atau luka. Resin dapat melindungi tanaman dari infeksi yang lebih besar, sehingga dapat dianggap sebagai sistem imun. Sumber: (http://kayumulia.blogspot.com)Gambar 1 Gaharu
Tanaman penghasil gaharu secara alami tumbuh di wilayah Asia Selatan dan Asia Tenggara. Beberapa nama diberikan pada gaharu, seperti _agarwood_, _aloeswood_, gaharu (Indonesia), _ood, oudh, oodh _(Arab), _chenxiang _(China), _pau d’aquila _(Portugis), bois _d’aigle _(Perancis), dan _adlerholz _(Jerman). _Aquilaria _merupakan tanaman penghasil gaharu yang saat ini menjadi jenis yang dilindungi di banyak negara dan eksploitasi gaharu dari hutan alam dianggap sebagai kegiatan _illegal_. Adapaun tanaman penghasil gaharu dapat dilihatpada Tabel 1.
Tabel 1 Tanaman penghasil gaharuNO.
JENIS TANAMAN
PENYEBARAN
1.
_Aquilaria hirta_ Ridl. Terdapat di Semenanjung Malaya, Sumatera dan Bangka2.
_A. crassna_ Pierr ex H. Lee Tersebar di Indo-China dan Thailand3.
_A. malaccensis_ Lamk. Banyak tersebar di India, Burma, Malaysia, Jawa Barat, Kalimantandan Philipina
4.
_A. beccariana_ van Tiegh. Banyak tersebar di Malaysia, Sumatera dan Kalimantan5.
_Wikstroemia tenuiramis_ Miq. Banyak tersebar di Malaysia dan Kalimantan6.
_W. Polyantha_ Merr. Banyak dijumpai di Malaysia, Jawa Barat dan Kalimantan7.
_Enkleia malaccensis _Griff. Dapat ditemukan di India, Burma, Semenanjung Malaya, Sumatera, Kalimantan dan Philipina8.
_Gonystylus bancanus_ Griff (Miq.) Kurz., _G. Macropyllus_ (Miq.) Airy Show., _Aetoxylon sympetalum_ (Steen & Domke) Airy Show, _Girinops verstegii_ Lombok, Malaya, Sumbawa, NTT, Sulawesi dan Irian Baca juga mengenai: PRODUK KAYU OLAHAN DI INDONESIA Permintaan terhadap gubal gaharu di dunia semakin meningkat seiring dengan perkembangan jumlah penduduk disertai dengan meningkatnya kesejahteraan hidup, perubahan gaya hidup dan didukung oleh kemajuan iptek. Bersamaan dengan itu, ekspor gaharu di Indonesia juga mengalami peningkatan yang pesat. Menurut data BPS ekspor gaharu di Indonesia dalam lima tahun terakhir meningkat rata-rata 51%. Negara tujuan ekspor gaharu antara lain Singapura, Saudi Arabia, Taiwan, Uni Emirat Arab, India, Hongkong dan Jepang. Gaharu memiliki banyak manfaat diantaranya yaitu dapat digunakan sebagai bahan parfum, obat-obatan, kosmetik, dupa, hio dan setanggi. Manfaat gaharu sebagai obat-obatan sangat beragam antara lain: sebagai antiasmatik, antimikroba, stimulan kerja syaraf dan pencernaan. Segi etnobotani di Cina, gaharu digunakan sebagai obat sakit perut, Aphrodisiac (perangsang nafsu birahi), anodyne (penghilang rasa sakit), kanker, diare, tersedak, ginjal, tumor dan paru-paru. Eropa juga menggunakan gaharu sebagai obat kanker, sedangkan di India gaharu digunakan untuk obat tumor usus. Kasiat gaharu untuk berbagai macam obat disebabkan karena gaharu mengandung 17 macam senyawa antara lain: 3,4-dihydroxydihydroagarufuran, agaros-pirol, p-methoxybenzylacetone, aquillochin dan noroxoagarufuran. Selain produk gubal, bagian lain dari pohon gaharu seperti daun dan buah diyakini oleh masyarakat sasak berkhasiat sebagai obat malaria. Selain itu, kulit kayu yang memiliki serat dapat dibuat talitemali atau produk kerajinan lainnya yang cukup berharga. Baca juga mengenai: KLASIFIKASI TUMBUHAN KAYUSUMBER:
Anonim. 2012. Budidaya Gaharu, Satu Pohon Hasilkan Puluhan Juta. http://kayumulia.blogspot.com/2012/03/budidaya-gaharu-satu-pohoh-hasilkan.html.
Baharuddin, Taskirawati I. 2009. _Hasil Hutan Bukan Kayu_. Makasar: Fakultas Kehutanan Universitas Hasanuddin. Moko H. 2008. _Menggalakan Hasil Hutan Bukan Kayu Sebagai ProdukUnggulan_.
Informasi teknis 6(2), September 2008. Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan. Suharti S. 2009. Prospek Pengusahaan Gaharu Melalui Pola Pengelolaan Hutan Berbasis Masyarakat (PHBM). _Info Hutan_ 7(2): 141-154. Squidoo. 2008. Production and Market-ing of Cultivated Agarwood. http://www.squidoo. com/agarwood . Posted byHayyan Setiawan23 November 20162
October 2018 Posted inHasil Hutan Tags: adlerholz, agarwood
, aloeswood
, bois d’aigle
, chenxiang
, gaharu
, kegunaan gaharu
, khasiat dari gaharu, manfaat
, manfaat gaharu
, ood
, oodh
, oudh
, pau d’aquila
, Permintaan terhadap gubalgaharu di dunia
,
pohon gaharu , pohonpenghasil gaharu ,
resin , tanaman penghasil gaharu PENGELOMPOKAN DAN KEGUNAAN KAYU LAPIS Sumber: http://www.yorkshireplywood.co.uk Industri kayu lapis di Indonesia mulai berkembang sekitar tahun 1980-an semenjak diberlakukannya larangan ekspor kayu bulat oleh pemerintah. Pada saat itu kondisi hutan Indonesia masih mampu dan mendukung untuk berkembangnya industri kayu lapis, karena ketersediaan log berdiameter besar dan selindris yang berasal dari hutan alam sebagai syarat utama untuk bahan baku kayu lapis masih banyak dan melimpah. Sedangkan saat ini, keberadaan bahan baku kayu lapis yang berkualitas di hutan alam semakin menurun dan ditambah lagi dengan kebutuhan kayu sebagai bahan baku saat ini di industri kayu lapis semakin meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk, terutama kebutuhan terhadap kayu bulat berdiameter besar. Hal ini dapat mengancam keberadaan industri kayu lapis di Indonesia. Kondisi hutam alam Indonesia tidak lagi mampu untuk menyediakan kayu berdiameter besar yang berkualitas karena terus menerus ditebang untuk memenuhi kebutuhan bahan baku di industri kayu khususnya kayu lapis. Kondisi tersebut mendorong para ahli dan pelaku industri kayu lapis untuk melakukan efisiensi dan regulasi terhadap bahan baku (log) yang nantinya diperuntukkan sebagai pembuatan kayu lapis. Melalui perbaikan dan peningkatan teknologi telah berhasil meningkatkan rendemen vinir yang dihasilkan. Saat ini, log berdiameter besar tidak lagi menjadi syarat utama sebagai bahan baku pembuatan kayu lapis. Pemanfaatan log berdiameter kecil sudah dapat digunakan untuk bahan baku pembuatan kayu lapis karena industri kayu lapis telah menggunakan_ spindles_. Penggunaan _spindles_ mampu meminimalisir diameter log yang tersisa setelah proses pengupasan dimana pada saat menggunakan metode konvensional tanpa _spindles_, diameter log sisa sekitar 15-20 cm telah dapat dikurangi menjadi 5 cm sehingga hal ini berakibat pada peningkatan rendemen vinir yang dihasilkan. Kayu lapis dapat dibagi menjadi beberapa kelompok diantaranya yaitu pengelompokan kayu berdasarkan jenis perekatnya, pengelompokan kayu berdasarkan permukaan vinirnya dan pengelompokan kayu lapis berdasarkan penggunaannya. Pengelompokan kayu lapis berdasarkan jenis perekat yang digunakan dapat dibagi menjadi dua yaitu: 1. PEREKAT UNTUK KAYU LAPIS INTERIOR Kayu lapis interior merupakan kayu lapis yang penggunaannya di dalam ruangan. Kayu lapis interior tidak langsung terpapar dengan lingkungan luar ruangan seperti sinar matahari, hujan, udara lembab dan suhu yang berubah-ubah, sehingga perekat yang digunakan yaitu _moisture resistance_ atau perekat interior seperti _urea formaldehyde_ (UF), _melamin_ _formaldehyde_ (MF) dan _melamin urea_ _formaldehyde_ (MUF). 2. PEREKAT UNTUK KAYU LAPIS EKTERIOR Kayu lapis ekterior merupakan kayu lapis yang penggunaannya di luar ruangan sehingga dapat terpapar langsung dengan kondisi lingkungan luar ruangan, sehingga harus tahan terhadap cuaca luar yang berubah-ubah seperti kelembaban dan suhu. Kayu lapis ekterior sangat memerlukan perekat yang bersifat _waterproof_. Perekat yang biasa digunakan yaitu perekat eksterior seperti _phenol formaldehyde_ (PF). Berdasarkan permukaan vinir, kayu lapis dikelompokkan menjadi duasebagai berikut:
1._ ORDINARY PLYWOOD_ _Ordinary plywood_ merupakan kayu lapis dengan permukaan vinirnya dihasilkan dari proses _rotary cutting_ Sumber: http://multigunawood.com Gambar 1 _Ordinary playwood_2._ FANCY PLYWOOD_
_Fancy plywood_ merupakan kayu lapis dengan permukaan vinirnya terbuat dari kayu-kayu indah dan dihasilkan dari proses _slice cutting_ atau _half rotary cutting_ Sumber: http://www.hasdimustika.com Gambar 2_ Fancy playwood_ Baca juga mengenai: KAYU LAPIS STRUKTURAL Pengelompokan kayu lapis berdasarkan penggunaannya dibagi menjadi dua yaitu: (a) Kayu lapis interior. Kayu lapis interior didasarkan pada ketahanan kayu lapis terhadap udara dan cuaca di sekitarnya. Ketahanan ini tergantung dari mutu vinir dan kekuatan atau kualitas perekat yang digunakan. Kayu lapis interior digunakan di dalam ruangan sehingga terlindung dari sinar matahari, hujan, udara lembab dan suhu yang berubah-ubah; (b) Kayu lapis ekterior merupakan kayu lapis yang digunakan di luar ruangan sehingga harus tahan terhadap pengaruh buruk dari lingkungan luar. Selain itu, kayu lapis harus dapat menahan serangan jamur dan serangga dengan melarutkan bahan pengawet pada bahan perekat. Menurut Youngquis (1999) kayu lapis berdasarkan penggunaan dibagi menjadi kayu lapis konstruksi dan industrial, kayu lapis _hardwood_ dan dekoratif. Keunggulan dari kayu lapis dibandingkan dengan kayu solid adalah dimensinya lebih stabil karena memiliki kembang susut pada arah memanjang dan melebar jauh lebih kecil, mempunyai ketahanan lebar besar terhadap belahan dan retakan, tidak pecah atau retak pada pinggirnya jika dipaku, ketangguhan tarik tegak lurus serat lebih besar, ringan dibandingkan luas permukaannya, memungkinkan penggunaan lembaran-lembaran papan yang lebih besar, memungkinkan untuk penggunaan lembaran-lembaran papan berbentuk kurva, bidang yang luas dapat ditutup dalam waktu yang singkat, kuat pegang sekrupnya relatif tinggi serta warna, tekstur dan serat dapat diseragamkan sehingga corak atau polanya bisa simetris. Kayu lapis dapat digunakan untuk kontruksi bangunan seperti paneling (penyekat ruang, pintu, jendela), bahan pelapis, lantai, _sidding_ (dinding), _plyform_. Selain itu, kayu lapis juga dapat digunakan untuk alat-alat transportasi seperti: pesawat terbang (pelapis dinding bagian dalam), kereta api (atap, lantai, dinding), truk dan trailer(pada _body_).
Baca juga mengenai: HASIL HUTAN BUKAN KAYUSUMBER:
Arsadi B. 2011. _Kualitas Kayu Lapis dari Kayu Bulat Berdiameter Kecil Jenis Dadap (Erythrina variegata Lamk), Kemiri (Aleurites moluccana L. wild) dan Jengkol (Pithecellobin jiringa Benth. I.C. Nielsen)_. Bogor: Fakultas Kehutanan IPB Iswanto AH. 2008. _Kayu Lapis_. Karya Tulis Departemen Kehutanan. Mendan: Fakultas Pertanian USU. Massijaya MY. 2006. _Playwood_. Bahan Kuliah Ilmu dan Teknologi Kayu. Program Studi Ilmu Pengetahuan Kehutanan. Bogor: Sekolah PascasarjanaIPB.
Youngquist. 1999. _Wood Based Composite and Panel Product_. Wood Hand Book: Wood as An Engineering. USA Posted byHayyan Setiawan23 November 20162
October 2018
Posted
inHasil Hutan Tags: Fancy plywood , kayu lapis , kayu lapis ekterior , kayu lapis interior, kegunaan
, kegunaan kayu lapis , Keunggulan dari kayulapis ,
Ordinary plywood ,
pengelompokan ,
pengelompokan kayu berdasarkan jenis perekatnya,
pengelompokan kayu berdasarkan permukaan vinirnya,
pengelompokan kayu lapis, pengelompokan
kayu lapis berdasarkan penggunaannya,
Perekat untuk kayu lapis ekterior,
Perekat untuk kayu lapis interior PENGERTIAN TAMAN NASIONAL Kali ini kita akan membahas mengenai pengertian Taman Nasional. Gunung Bromo (http://jasling.net) Indonesia merupakan Negara kepulauan yang memiliki beragam keanekaragaman baik flora maupun fauna. Untuk menjaga kelestarian flora dan fauna yang ada di Indonesia salah satunya dengan menetapkantaman nasional.
Sesuai dengan Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.56/Menhut-II/2006, tanam nasional adalah kawasan pelestarian alam baik daratan maupun perairan yang mempunyai ekosistem asli, dikelola dengan sistem zonasi yang dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, budaya, pariwisata dan rekreasi. Taman Nasional merupakan kawasan pelestarian alam yang mempunyai ekosistem asli, dikelola dengan system zonasi yang dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, pariwisata dan rekreasi. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 108 tahun 2015 tentang perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 28 tahun 2011 tentang pengelolaan kawasan suaka alam dan kawasan pelestarian alam, Taman Nasional adalah KPA yang mempunyai Ekosistem asli, dikelola dengan sistem zonasi yang dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, pariwisata, dan rekreasi. Sesuai dengan IUCN dalam kongresnya di New Delhi tahun 1969, disebutkan bahwa taman nasional adalah suatu kawasan yang sangat luas serta didalamnya terdapat: * Satu atau lebih ekosistem yang keadaan serta fisiknya belum mengalami gangguan atau perubahan oleh manusia melalui eksploitasi atau pemanfaatan lainnya. * Jenis-jenis satwa dan tumbuhan yang keadaan serta tempat dilihat dari segi morpologi mempunyai arti bagi kepentingan ilmu pengetahuan, kebudayaan, rekreasi serta pariwisata * Keadaan alam yang mempunyai keindahan khusus, dan * Diperkirakan dapat dimasuki oleh para pengunjung dengan ketentuan-ketentuan tertentu untuk tujuan pendidikan, kebudayaan, ilmu pengetahuan, rekreasi dan pariwisata. Secara umum suatu kawasan dikatakan atau ditentukan menjadi taman nasional adalah kawasannya luas yang relative tidak terganggu, mempunyai nilai alam yang menonjol dengan kepentingan pelestarian yang tinggi, potensi rekseasi yang besar, mudah dicapai oleh pengunjung dan mempunyai manfaat yang jelas bagi wilayah yang bersangkutan. Taman Nasional memiliki banyak manfaat diantaranya penyimpanan dan/atau penyerapan karbon, pemanfaatan air, energi air, angin, panas matahari, panas bumi, dan wisata alam. BACA JUGA 6 MANFAAT ADANYA TAMAN NASIONAL DI INDONESIA Sesuai dengan data yang ada di Direktorat Pemanfaatan Jasa Lingkungan Hutan Konservasi, jumlah taman Nasional yang ada di Indonesia ada 50 Taman Nasional yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. BACA JUGA: TAMAN NASIONAL YANG ADA DI INDONESIAReferensi:
Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.56/Menhut-II/2006 Peraturan Pemerintah Nomor 108 tahun 2015 Direktorat Pemanfaatan Jasa Lingkungan Hutan Konservasi Posted byHayyan Setiawan23 November 20162
October 2018 Posted
inTaman Nasional
16 REGULASI YANG BERKAITAN DENGAN SVLK Sistem Verifikasi Legalitas Kayu atau lebih dikenal dengan istilah SVLK sudah berjalan 7 (tujuh) tahun sampai dengan tahun ini 2016. SVLK pertama kali diberlakukan pada tahun 2009 dengan dikeluarkannya Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.38/Menhut-II/2009 tentang Standard dan Pedoman Penilaian Kinerja Pengelolaan Hutan Produksi Lestari dan Verifikasi Legalitas Kayu pada Pemegang Izin atau pada Hutan Hak. Dengan berjalannnya waktu mulai dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2016, terdapat beberapa kali perubahan dan penyesuaian peraturan yang terkait dengan SVLK. Berikut kami sajikan 16 regulasi yang berkaitan dengan SVLK antara lain: * Perjanjian Kemitraan Sukarela antara Uni Eropa dan Republik Indonesia pada Penegakan Hukum Kehutanan, Tata Kelola dan Perdagangan di Timber Products ke Uni Eropa * Amandemen Lampiran I, II, dan V untuk Perjanjian Kemitraan Sukarela antara Uni Eropa dan Republik Indonesia pada Penegakan Hukum Kehutanan, Tata Kelola dan Perdagangan produk kayu ke Uni Eropa * Peraturan Direktur Jenderal Pengelolaan Hutan Produksi Lestari Nomor P.15/PHPL/PPHH/HPL.3/8/2016 Tentang Perubahan Atas Peraturan Direktur Jenderal Pengelolaan Hutan Produksi Lestari Nomor P.14/PHPL/SET/4/2016 Tentang Standar dan Pedoman Pelaksanaan Penilaian Kinerja Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (PHPL) dan Verifikasi Legalitas Kayu (VLK) * Peraturan Direktur Jenderal Pengelolaan Hutan Produksi Lestari Nomor : P.14/PHPL/SET/4/2016 Tentang Standar Dan Pedoman Pelaksanaan Penilaian Kinerja Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (PHPL) dan Verifikasi Legalitas Kayu (VLK) * Surat Edaran Sekretaris Direktur Jenderal Pengelolaan Hutan Produksi Lestari Nomor : SE.2/SET/KV/7/2016 Tentang Pelaksanaan Pengumuman Penilaian Kinerja Pengelolaan Hutan Produksi Lestari dan Verifikasi Legalitas Kayu * Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.30/MenLHK/Setjen/PHPL.3/3/2016 tentang Penilaian Kinerja Pengelolaan Hutan Produksi Lestari dan Verifikasi Legalitas Kayu pada Pemegang Izin, Hak Pengelolaan, atau pada Hutan Hak * Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.46/Menlhk-Setjen/2015 tentang Pedoman Post Audit terhadap Pemegang Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu dan Izin Pemanfaatan Kayu * Surat Edaran Direktur PPHH Nomor S.152/PPHH/SPHH/PHPL.3/2/2016 tentang Pelaksanaan Audit VLK * Peraturan Direktur Jenderal Bina Usaha Kehutanan Nomor : P.5/VI-BPPHH/2013 tentang Pedoman Persetujuan Hak Akses atau Nota Kesepahaman dalam Penyediaan dan Pelayanan Informasi Verifikasi Legalitas Kayu Melalui Portal Sistem Informasi Legalitas Kayu (SILK) * Surat Edaran Nomor SE.14/VI-BPPHH/2014 tentang Kewajiban Penerapan Sistem Verifikasi Legalitas Kayu (Sebagai Tindak Lanjut Permenhut Nomor P.43/Menhut-II/2014 jo. PermenLHK Nomor P.95/Menhut-II/2014) * Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.96/Menhut-II/2014 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.13/Menhut-II/2013 tentang Standar Biaya Penilaian Kinerja Pengelolaan Hutan Produksi Lestari dan Verifikasi Legalitas Kayu * Peraturan Direktur Jenderal Bina Usaha Kehutanan Nomor P.15/VI-BPPHH/2014 tentang Mekanisme Penetapan Lembaga Verifikasi Legalitas Kayu (LVLK) sebagai Penerbit Dokumen V-Legal * Peraturan Direktur Jenderal Bina Usaha Kehutanan Nomor P.13/VI-BPPHH/2014 tentang Pedoman Sertifikasi Legalitas Kayu secaraBerkelompok
* Peraturan Menteri Kehutanan Nomor : P.13/Menhut-II/2013 tentang Standar Biaya Penilaian Kinerja Pengelolaan Hutan Produksi Lestari dan Verifikasi Legalitas Kayu * Surat Edaran Dirjen Bina Usaha Kehutanan No. SE.1/VI-BPPHH/2014 * Peraturan Menteri Kehutanan No. P.18 Tahun 2013 Tentang Informasi Verifikasi Legalitas Kayu Melalui Portal Sistem Informasi Legalitas Kayu (SILK) dan Penerbitan Dokumen V Legal 16 regulasi yang berkaitan dengan SVLK di atas yang harus diketahui. Dengan adanya SVLK, maka keterjaminan produk kayu yang berasal dari Indonesia tidak diragukan lagi karena produk kayu Indonesia sebagian besar sudah menerapkan SVLK. Posted byHayyan Setiawan6 November 20162
October 2018
Posted
inSVLK Tags: kehutanan, Logo V-legal
, Produk Kayu
, SVLK
, V-legal
KEANEKARAGAMAN HEWAN BERDASARKAN PERSEBARANNYA DI INDONESIA Persebaran geografi hewan (fauna) di kepulauan Indonesia secara keseluruhan ditentukan oleh faktor geologi yaitu Paparan Sunda dan Paparan Sahul. Persebaran hewan di Indonesia berdasarkan Paparan Sunda dan Paparan Sahul menjadi lebih jelas lagi dibandingkan dengan persebaran tumbuhan. Di sini dapat ditarik garis pemisah yang lebih jelas yang disebut garis Wallace (ditemukan oleh Alfred Russel Wallace). Beberapa jenis hewan, seperti ikan tawar dari kelompok timur dan barat persebarannya tidak pernah bertemu. Akan tetapi, ada pula hewan-hewan seperti burung, amphibia, dan reptilia yang sering kali antara persebaran kelompok timur (Paparan Sahul) dan barat (Paparan Sunda) saling tumpang-tindih. Paparan sunda sangat kaya akan berbagai jenis mamalia dan burung. Diperkirakan di kawasan ini terdapat ratusan jenis burung dan 70% di antaranya merupakan penghuni hutan primer darat. Keanekaragaman ini jauh lebih tinggi daripada di Afrika. Menurut Wallace dan Weber, keanekaragaman hewan berdasarkan persebarannya di Indonesia dibagi menjadi tiga zona atau wilayahyaitu:
* Zona orientalis (wilayah barat Indonesia) yang meliputi: Sumatra, Jawa, Bali, dan Kalimantan * Zona australis (wilayah timur Indonesia) yang meliputi: Maluku, Papua dan kepulauan Aru * Zona peralihan (wilayah tengah Indonesia) yang meliputi: Sulawesi dan Nusa Tenggara (Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur) Artikel berikut ini akan menjelaskan mengenai keanekaragaman hewan berdasarkan persebarannya di Indonesia yang dibagi menjadi tiga zona atau wilayah yang telah dijelaskan sebelumnya. 1. HEWAN DI WILAYAH BARAT INDONESIA (ZONA ORIENTALIS) Hewan-hewan yang berada di wilayah ini memiliki kemiripan dengan yang terdapat di Benua Asia, tetapi tetap memiliki ciri khas yang hanya dimiliki oleh hewan Indonesia. Hewan yang berada di zona orientalis memiliki ciri-ciri sebagai berikut: * Banyak spesies mamalia berukuran besar, seperti badak jawa bercula satu (_Rhinoceros sondaicus_), harimau sumatra (_Panthera tigris sumatrae_), harimau jawa (_Panthera tigris sondaicus_), macan kumbang (_Panthera pardus_), gajah (_Elephas maximus_), banteng jawa (_Bos javanicus_), dan tapir (_Tapirus indicus_). Terdapat pula mamalia berkantung, tetapi jumlahnya sedikit, bahkan hampir tidak ada. * Terdapat berbagai macam primata, terutama di Kalimantan yang paling banyak memiliki hewan primata seperti orangutan (_Pongo pygmaeus_), bekantan (_Nasalis larvatus_) dan kukang * Terdapat burung-burung yang dapat berkicau, tetapi warnanya tidak seindah burung Australia misalnya: jalak bali (_Leucopsar rothschildi_), murai (_Myophoneus melurunus_), burung rangkong (_Buceros rhinoceros_), ayam hutan berdada merah (_Arborphila hyperithra_), dan ayam pegar (_Lophura bulweri_) * Hewan-hewan lainnya yang terdapat di zona orientalis yaitu rusa (_Cervus timorensis_), biawak (_Varanus salvator_), dan ikan khas Indonesia yaitu ikan arwana (_Scleropages formosus_ Sumber: http://www.rainforest-alliance.org Gambar 1 Badak jawa bercula satu _Rhinoceros sondaicus_ Sumber: https://www.britannica.com Gambar 2 Bekantan (_Nasalis larvatus_) 2. HEWAN DI WILAYAH TIMUR INDONESIA (ZONA AUSTRALIS) Hewan-hewan yang berada di wilayah ini memiliki kemiripan dengan yang terdapat di Benua Australia. Hewan yang berada di zona australis memiliki ciri-ciri sebagai berikut: * Terdapat mamalia berukuran kecil. Irian dan Papua terdapat kurang lebih 110 spesies mamalia, seperti: kuskus (_Spilocuscus maculatus_) dan Oposum. Irian juga terdapat 27 hewan pengerat (rodensial) dan 17 di antaranya merupakan spesies endemik * Banyak terdapat hewan berkantung. Irian dan Papua banyak ditemukan hewan berkantung seperti: kanguru (_Dendrolagus ursinus_) dan kanguru pohon (_Dendrolagus inustus_) * Tidak terdapat spesies primata * Terdapat jenis burung berwarna indah dan beragam. Papua memiliki koleksi burung terbanyak dibandingkan pulau-pulau lain di Indonesia, kira-kira 320 jenis dan setengah di antaranya merupakan spesies endemik seperti burung cenderawasih (_Paradisaea _) * Hewan-hewan lainnya yang terdapat di zona australis yaitu monyet hitam (_Macaca nigra_), kadal berjumbai (_Chlamydosaurus kingii_), maleo (_Macrocephalon maleo_), burung merak (_Pavo cristatus_), burung kasuari (_Casuarius bennetti_), kakatua raja (_Probosciger atterrimus_), nuri (_Psittrichas fulgidus_) dan walabi (_Macropusagilis_)
Sumber: http://www.ryanphotographic.com Gambar 3 Kuskus (_Spilocuscus maculatus_) 3. HEWAN DI WILAYAH TENGAH (ZONA PERALIHAN) Hewan yang terdapat di zona peralihan mempunyai kemiripan antara Benua Asia dan Benua Australia. Beberapa hewan yang terdapat di zona peralihan diantaranya: primata primitif (_Tarsius spectrum_), musang (_Macrogalida musschenbroecki_), babirusa (_Babyrousa babyrussa_), kuskus (_Phalanger _sp.), anoa (_Bubalus _sp.), komodo (_Varanus komodoensis_), burung maleo, dan beberapa jenis kupu-kupu. Gambar 4 Komodo (_Varanus komodoensis_)SUMBER:
Ferdinand F, Ariebowo. 2009. _Praktis Belajar Biologi 1_. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. Firmansyah R, Mawardi A, Riandi MU. 2009. _Mudah dan Aktif Belajar Biologi_ _1_. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. Sulistyorini A. 2009. _Biologi 1_. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. Suwarno. 2009. _Panduan Pembelajaran Biologi_. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. Posted byHayyan Setiawan17 September 20162
October 2018
Posted
inHewan & Tumbuhan
Tags: badak jawa
bercula satu ,
bekantan , fauna
, hewan
, Hewan di wilayah barat Indonesia, Hewan
di wilayah tengah
, Hewan di wilayah
timur Indonesia
, hewan
di zona australis
, Hewan di zona
orientalis ,
hewan di zona peralihan, jenis hewan di
indonesia ,
komodo , Kuskus
, Nasalis larvatus
, persebaran hewan diIndonesia ,
Persebaran hewan di Indonesia berdasarkan Paparan Sahul,
Persebaran hewan di Indonesia berdasarkan Paparan Sunda,
Rhinoceros sondaicus, Spilocuscus
maculatus , Varanus
komodoensis , zona
australis) , zona
orientalis , zona
peralihan
KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN DI INDONESIA Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki keanekaragaman tumbuhan (flora) terbesar di dunia. Hal ini dipengaruhi oleh posisi geografis Indonesia yang sangat menguntungkan, yaitu terletak di antara dua benua yaitu benua Asia dan benua Australia. Letak geografis ini dapat memengaruhi persebaran tumbuhan di setiap daerah atau pulau. Indonesia juga merupakan negara kepulauan yang terdiri atas beribu-ribu pulau. Setiap pulau di Indonesia memiliki keanekaragaman hayati yang berbeda. Hal ini pulalah yang menyebabkan adanya tumbuhan yang endemik. Selain itu, Indonesia terletak di daerah tropis sehingga memiliki keanekaragaman hayati tinggi dibandingkan dengan daerah subtropis (iklim sedang) maupun daerah kutub (iklim kutub). Indonesia memiliki sekitar 40.000 jenis tumbuhan. Tumbuahan biji banyak ditemukan di Indonesia yaitu sekitar 25.000 jenis atau lebih dari 10% dari flora dunia. Lumut dan ganggang yang terdapat di Indonesia diperkirakan sekitar 35.000 jenis. Tidak kurang dari 40% dari jenis-jenis ini merupakan jenis yang endemik atau jenis yang hanya terdapat di Indonesia dan tidak terdapat di tempat lain didunia.
Anggrek (_Orchidaceae_) merupakan suku yang terbesar di Indonesia dari semua suku tumbuh-tumbuhan yang ada dan ditaksir terdapat sekitar 3.000 jenis. Banyak di antara jenis-jenis tumbuhan tersebut mempunyai nilai ekonomi tinggi antara lain: meranti-merantian (Dipterocarpacea_e_), kacang-kacangan (Leguminosae), dan jambu-jambuan (Myrtaceaen). Selain itu, diperkirakan di Indonesia terdapat jenis pohon palem terbanyak di dunia, lebih dari 400 jenis pohon yang bernilai komersial (ekonomis). Berikut ini membahas mengenai keanekaragaman tumbuhan di Indonesia berdasarkan jenisnya.* BRYOPHYTA (LUMUT)
Kondisi dasar hutan yang basah dan lembap pada hutan hujan tropis merupakan habitat yang sangat cocok untuk habitat Bryophyta. Indonesia merupakan negara yang beriklim tropis dan memiliki hutan hujan tropis yang sangat luas, sehingga dapat menampung cukup banyak spesies anggota Bryophyta. Indonesia memiliki kurang lebih 1.500 spesies Bryophyta dari sekitar 16.000 jenis lumut di dunia yang terdiri atas golongan lumut daun, lumut hati, dan lumut tanduk. Beberapa jenis Bryophyta yang ada di Indonesia diantaranya: _Meteorium _sp., _Marchantia _sp., _Spiridens _sp., dan _Calymperes _sp..Gambar 1 Lumut daun
* PTERYDOPHYTA (TUMBUHAN PAKU) Tumbuhan paku cukup mendominasi di hutan hujan tropis. Tumbuhan ini hidup pada kondisi lingkungan yang basah dan lembap, sehingga tumbuhan paku dapat tersebar di seluruh wilayah hutan hujan tropis Indonesia. Wilayah Malesiana (termasuk Indonesia) di dalamnya terdapat 4.000 spesies tumbuhan paku, sedangkan Indonesia memiliki 1.250 jenis tumbuhan paku dari 13.000 jenis tumbuhan paku di dunia. Tumbuhan paku ini dapat ditemukan di mana-mana karena tumbuhan paku dapat hidup di tanah, kayu mati, pohon, bahkan di batu. Beberapa tumbuhan paku yang ada di Indonesia antara lain: _Selaginella_ sp., _Lycopodiella cernua_, _Hymnophillum_, dan _Gleichenia. _Tumbuhan paku juga memiliki nilai ekonomis seperti _Asplenium nidus _(paku sarang burung) dan _Platycerium _(paku tanduk rusa) yang digunakan sebagai tanaman hias. Sumber: http://www.pbase.com Gambar 2 _Selaginella_ sp. * SPERMATOPHYTA (TUMBUHAN BERBIJI) Tumbuhan berbiji merupakan tumbuhan yang banyak dijumpai dengan berbagai jenis dan bentuknya. Indonesia memiliki kurang lebih 25.000 jenis Spermatophyta dari sekitar 300.000 jenis Spermatophyta di dunia. Tumbuhan berbiji ini dibagi ke dalam dua kelompok yaitu angiospermae (tumbuhan berbiji tertutup) dan gymnospermae (tumbuhan berbijiterbuka).
Indonesia dengan iklim tropisnya memiliki cukup banyak spesies dari kedua golongan tersebut seperti familia Dipterocarpaceae. Dipterocarpaceae merupakan famili tumbuhan yang cukup mendominasi hutan hujan tropis dengan tinggi bisa mencapai 70 meter. Indonesia juga memiliki tumbuhan endemik yang tidak dimiliki oleh negara lain diantaranya: bunga bangkai yaitu _(Amorphophallus titanum) Raflesia arnoldi_ di bengkulu, Sumatera Barat dan Aceh; _Raflesia patma _di Nusakambangan dan Pangandaran; dan _Raflesia borneensisi _di Kalimantan;. Selain itu, Indonesia memiliki tumbuhan khas diantaranya: bunga cempaka (_Michellia _sp_._), salak (_Salacca zalacca_), durian (_Durio zibethinus_), kedongdong (_Canarium ovatum_), sukun (_Artocarpus altilis_), dan mengkudu (_Morinda citrifolia_). Beberapa contoh gymnospermae yang ada di Indonesia yaitu _Pinus merkusii_, _Ginkgo biloba_, dan _Cycas_. Sumber: https://commons.wikimedia.org Gambar 3 _Raflesia arnoldi_ Sumber: http://www.asianflora.com Gambar 4 Bunga cempaka (_Michellia _sp_._) Sebagian besar jenis tumbuhan di Indonesia terdapat di kawasan hutan tropika basah, terutama hutan primer yang menutup sebagian besar daratan (63%) bumi Indonesia. Hutan ini merupakan struktur yang kompleks yang menciptakan lingkungan yang sedemikian rupa sehingga memungkinkan keanekaragaman tumbuhan yang tinggi dalam hutan tropikabasah.
Selain berbagai macam jenis tumbuhan, Indonesia juga kaya dengan hasil hutan, terutama kayu. Diperkirakan terdapat 4.000 jenis dan 267 jenis di antaranya merupakan kayu niaga yang tergolong dalam 120 macam nama perdagangan. Beberapa di antaranya dapat tumbuh di hutan primer seperti: _Pterocymcium_ spp., _Dyera_ spp., _Alstonia_ spp., _Shorea leptosula_, _S. leptoclados_, _S. stenoptera_, _S. parvifolia_, _Duabanga moluccana_, _Tetrameles_ _nudiflora_, _Octometes sumatrana_, _Agathis_ spp., dan _Araucaria_ spp. Hutan primer merupakan gudang terbesar sumber hayati yang dapat dimanfaatkan selain hasil kayu, seperti buah-buahan (_Garcinia_, _Baccaurea_, _Eugenia_, _Durio_, _Lansium_, dan _Nephelium_), karbohidrat (_Dioscorea_, _Colocasia_, _Alocasia_, _Arenga_, _Mypa_, _Metroxylon_, dan _Palmae_), zat pewarna, minyak atsiri, pestisida (_Podocarpus_, _Perris_, _Milletia_, dan _Tephrosia_), dan obat-obatan (obat tekanan darah tinggi, seperti _Rauvolfi_a, _Alstonia_, dan _Apocynacceae_), baik secara langsung maupun dimanfaatkan sebagai sumber bahan genetika untuk pemuliaan jenis atau famili yang telahdibudidayakan.
SUMBER:
Ferdinand F, Ariebowo. 2009. _Praktis Belajar Biologi 1_. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. Firmansyah R, Mawardi A, Riandi MU. 2009. _Mudah dan Aktif Belajar Biologi_ _1_. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. Sulistyorini A. 2009. _Biologi 1_. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. Suwarno. 2009. _Panduan Pembelajaran Biologi_. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. Posted byHayyan Setiawan16 September 20162
October 2018
Posted
inHewan & Tumbuhan
Tags: berbagai macam tumbuhan di indonesia,
Bryophyta , Bunga cempaka, Calymperes sp
, flora
, Gleichenia
, Hymnophillum
, jenis tanaman di indonesia, jenis
tumbuhan di indonesia, Lumut
, lumut daun
, Lycopodiella cernua, Marchantia sp.
, Meteorium sp.
, Pterydophyta
, Raflesia arnoldi
, Selaginella sp.
, Spermatophyta
, Spiridens sp.
, tumbuhan
, Tumbuhan Berbiji
, tumbuhan endemik diindonesia ,
tumbuhan khas indonesia, Tumbuhan Paku
POSTS NAVIGATION
1 2 3
… 7 Older posts
Berbagi Ilmu terkait dengan Ilmu Hutan , Proudly powered by WordPress.Details
Copyright © 2024 ArchiveBay.com. All rights reserved. Terms of Use | Privacy Policy | DMCA | 2021 | Feedback | Advertising | RSS 2.0